News & Research

Reader

Bos Unilever (UNVR) Buka Suara Soal Pelemahan Rupiah ke Bisnisnya
Thursday, April 25, 2024       14:39 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Unilever Indonesia Tbk () menyatakan stok bahan bakunya tak goyah di tengah depresiasi rupiah akibat konflik geopolitik di Timur Tengah.
Direktur Keuangan Unilever Viviek Agarwal mengatakan, konflik geopolitik, khususnya antara Israel dan Iran yang tengah memanas ini tak begitu berdampak pada pasokan bahan baku Unilever karena mayoritas bahan baku diproduksi di Indonesia.
"Depresiasi rupiah tidak akan mendisrupsi rantai pasokan. Lebih dari 95% dari komunitas barang yang kami produksi memang diproduksi di Indonesia," ujar Vievik dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan Kuartal I 2024 secara virtual, Rabu, (25/4/2024).
Senada, Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan Unilever Indonesia memiliki kontrak jangka panjang dengan pemasok atau supplier secara global dan memiliki lebih dari satu pemasok. Tak hanya itu, Benjie juga mengatakan bahwa perusahaan dapat menutupi impor langsung bahan baku apa pun melalui kegiatan ekspor.
Benjie pun mengatakan, emiten konsumer ini memiliki strategi mitigasi untuk mengatasi dampak gangguan geopolitik global.
"Jadi, salah satunya adalah menawarkan portfolio yang lebih luas," kata dia.
Sebelumnya, Ekonom Senior yang juga merupakan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu mengingatkan dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi nantinya naik, terutama terhadap barang-barang yang bahan baku produksinya dari impor. Hal ini diperburuk dengan harga minyak mentah dan biaya logistik naik akibat jalur perdagangan di kawasan Timur Tengah terganggu perang.
"Impor akan terpengaruh dari segi kita karena net importir minyak. Dengan harga lebih tinggi itu tentu peningkatan dari pengeluaran impor juga akan terjadi, ini yang dari segi makro perlu kita waspadai," ucap Mari.
Pelemahan nilai tukar dan kenaikan harga minyak mentah ini, menurut Mari, juga harus diwaspadai pengaruhnya terhadap harga pangan. Sebab, biaya logistik berpotensi naik dan memperburuk tekanan inflasi di tengah-tengah masyarakat.
Sebagai informasi, Unilever Indonesia mengumumkan hasil kinerja kuartal pertama 2024 dengan mencatat peningkatan margin kotor serta pertumbuhan volume dasar yang positif.
Performa Keseluruhan tercatat pertumbuhan volume dasar (UVG) positif sebesar 0,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan pendapatan domestik meningkat sebesar 24,7% dari kuartal IV-2023, melemah 4,7% dibandingkan kuartal I-2023.
Penjualan Bersih tercatat Rp 10,1 Triliun dengan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun. Kemudian laba sebelum pajak (PBT) meningkat sebesar 131 basis points vs tahun lalu menjadi sebesar 18,4%, dan 844 basis points dibandingkan kuartal terakhir. Sementara itu, Marjin Kotor meningkat sebesar 61 basis points dibandingkan tahun lalu menjadi 49,9%.
Iklan meningkat sebesar 107 basis points dari 8,0% pada kuartal I-2023 menjadi 9,0% pada kuartal I-2024. Pertumbuhan Laba Bersih naik 3,1% dibandingkan tahun lalu yang didorong oleh peningkatan Marjin Kotor dan biaya jasa yang lebih rendah.
(ayh/ayh)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru